Header Ads

test

SEKARANG MENANAM, BESOK PANEN

Tanggal 1 Januari 2016 lalu saya melakukan kunjungan singkat ke Palembang. Bukan dalam rangka merayakan tahun baru seperti kebanyakan orang lakukan, pada hari itu. Tapi, menginisiasi pendirian IGI Sumsel.  Ya. Saya mengabari dua tiga orang di grup Facebook IGI, bahwa saya akan terbang ke Palembang. Silakan kumpulkan beberapa teman untuk ketemuan. 
Alhamdulillah, ada 10-an orang bergabung saat itu. Saya mempresentasikan tentang IGI, dan menantang mereka: kalau mau dirikan IGI di Sumsel, bismillah. Ayo!
Gayung bersambut. Mereka mengirimkan 6 orang menghadiri kongres ke-2 IGI di Makassar, akhir Januari itu. Dan hari ini, belum genap 2 bulan dari kunjungan pertama saya ke Palembang, kepengurusan IGI Sumsel sudah dilantik Mas Mrr Muhammad Ramli Rahim, ketua umum IGI. 
Alhamdulillah, dari 10-an orang dulu, pelantikan pengurus hari ini diikuti 560 peserta. Jumlah yang banyak. Kalau saja panitia tidak menutup pendaftaran 3 hari lalu, jumlah pesertanya akan lebih membeludak lagi, karena animonya masih begitu besar. 
Pagi ini, berada di tengah-tengah ratusan guru Sumsel yang memadati gedung asrama haji Palembang, saya terharu. Belum 2 bulan bibit IGI ditanam, sekarang nampak prospeknya bakal bisa dipanen, nanti. Bulan-bulan ke depan, insya Allah jumlah anggota IGI bakal lebih besar lagi. Apalagi kepala dinas pendidikan Sumsel, Drs. Widodo, M.Pd, dalam sambutannya mengapresiasi positif keberadaan IGI yang baru lahir ini. 
Begitulah rahasia IGI berkembang, dari waktu ke waktu. Temukan bibit yang unggul, yaitu guru-guru terbaik. Guru berprestasi. Guru juara. Pilihlah guru yang punya semangat berbagi. Tanamlah dia di tanah yang subur. Sirami dengan air motivasi. Beri pupuk yang membuatnya berkembang, berupa program-program yang diminati guru. Hanya soal waktu, insya Allah IGI bertumbuh menjadi organisasi guru yang besar. 
Oh ya, jangan percaya, setiap bibit yang ditanam akan bisa dipanen. Ada juga sih guru-guru hebat yang telah ditanam sebagai penggerak IGI di suatu kota, tapi kemudian layu sebelum berkembang. Kadang ada juga yang dimangsa "hama", misalnya diintimidasi pihak lain agar tidak meneruskan upaya membesarkan IGI. Lalu dia pun berhenti.
Karena itu, jika dipandang perlu, sesekali saya juga ikut mengusir "wereng-wereng" itu. Menghadapi mereka demi melindungi tunas-tunas yang baru tumbuh. Dan selama saya memimpin IGI, jumlah yang rontok seperti itu sebenarnya hanya sedikit. Yang banyak adalah bibit-bibit unggul yang terus tumbuh membesar, dan menjadi tanaman yang kelak siap dipanen.
Salah satu bibit unggul IGI adalah Mas Mampuono Rasyidin Tomoredjo, yang sekarang menggantikan saya sebagai sekjen IGI. Dulu saya melamarnya saat beliau masih di Hanoi, meraih medali emas kompetesi guru se-Asia Pasifik yang diadakan Microsoft. "Mr. Capable" ini kemudian menjadi ketua IGI Jateng, dan kemudian dari bimbingannya, IGI Jateng banyak melahirkan guru juara.
Mas Aswin, ketua IGI Sumsel yang barusan dilantik, semoga merupakan bibit unggul IGI berikutnya. Saya sudah melihatnya bagaimana dua bulan ini membangun IGI dari nol. Suksesnya acara hari ini tak luput dari keberhasilannya. Saya berdoa untuk beliau, dan juga seluruh tim yang dipimpinnya, semoga IGI bisa memberi kontribusi besar pada kemajuan guru di Sumsel. 
Dan semoga suatu kali nanti saya masih berkesempatan menyaksikan IGI Sumsel memanen hasil yang ditanamnya. Panen raya, kalau bisa. Yaitu, saat dari IGI lahir guru-guru hebat yang mampu mengubah pendidikan Sumsel berkembang ke arah yang lebih baik. 
Palembang, 27 Februari 2016

Mohammad Ihsan,
Ketua Dewan Pembina IGI Pusat

No comments